المُجَرَّدُ فِعْلُ
فرقة العا شر
عبد الرحمن
يولين
قسم التربية اللغة العربية
كلية التربية و الشؤون التدرسي
جامعة الإسلامية علاء الدين حكومية
مكسر
2013
Kata Pengantar
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “FIIL MUJARRAD”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian fiil mujarrad. Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang apa sebenarnya
tentang fiil mujarrad.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari Bapak Dosen serta semua teman-teman yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Samata, 15 Desember
2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Bahasa arab bukanlah
sebuah bahasa yang mudah untuk dipahami dengan sekaligus secara keseluruhan
tanpa melalui proses-proses pengajaran secara bertahap, begitupun dengan semua
bahasa secara keseluruhan. Dalam menggapai sesuai pastilah harus melalui
tahap-tahap dalam menggapai tujuan tersebut.
Oleh
karena itu, dalam mengetahui tentang bahasa arab harus mengetahui mulai dari
awal hingga akhir secara berkesinambungan. Sehingga dalam mengetahui bahasa
arab salah satu yang harus diketahui adalah tentang Fiil terutama Fiil
Mujarrad. Fiil Mujarrad sebagai kata kerja dalam bahasa arab yang tidak ada
tambahan kata apaun atau asli.
2.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan Fiil Mujarrad?
2.
Fiil Mujarrad terbagi
dalam berapa macam dan bagaimana wazan-wazannya?
3.
Tujuan
1.
Agar dapat mengetahui
apa itu Fiil Mujarrad.
2.
Agar dapat mengetahui
pembagian fiil mujarrad dan wazan-wazannya.
BAB II
FIIL MUJARRAD
A.
Pengertian
Fiil Mujarrad
الفعل المجرد
عبارة تدل على كلمة لها معنى ، هذه الكلمة تتكون من ثلاثة حروف أو أربعة ، الحروف
المكونة حروف أصلية و ليست حروف زيادة ، هذه الكلمة تفيد الفعل الماضي.
Fi’il
Mujarrad adalah Fi’il yang tersusun dari tiga atau empat huruf yang didalamnya
terdapat huruf – huruf asli tanpa tambahan huruf lainnya . contoh : كتب, جلس,
زلزل
B.
Macam-macam
dan wazan fiil mujarrad
1. Fi’ilTsulatsy Mujarrad Adalah
kalimah yang terdiri dari 3 huruf asli dan tidak ada tambahan contoh: حَمِدَ
Fi’il Tsulatsy
Mujarrad, terbagi sebagai berikut:
a. Kalau fi’il madlinya berwazan فَعَلَ
yakni difathahkan ‘ain fi’ilnya, maka fi’il mudlarinya berwazan: يَفْعِلُ atau يَفْعُلُ, dengan dlammah ‘ain fi’ilnya atau kasrah
‘ain fi’ilnya.
Contoh: ضَرَبَ يَضْرِبُ، نَصَرَ يَنْصُرُ
b. Yang berwazan yaf’alu difathahkan ‘ain fi’ilnya bila ‘ain fi’ilnya atau lam fi’ilnya terdiri dari salah satu huruf halaq, yaitu: خ، ح، غ، ع، هـ، أ seperti: سَهَلَ يَسْهَلُ، مَنَعَ يَمْنَعُ، سَأَلَ يَسْأَلُ
Contoh: ضَرَبَ يَضْرِبُ، نَصَرَ يَنْصُرُ
b. Yang berwazan yaf’alu difathahkan ‘ain fi’ilnya bila ‘ain fi’ilnya atau lam fi’ilnya terdiri dari salah satu huruf halaq, yaitu: خ، ح، غ، ع، هـ، أ seperti: سَهَلَ يَسْهَلُ، مَنَعَ يَمْنَعُ، سَأَلَ يَسْأَلُ
Adapun lafaz: أَبَى يَاْبَى adalah syadz (di luar kaidah) Qiyasnya أَبَى يَاْبَى, sebab hamzahnya berada pada awal kalimat.
c. Kalau fi’il madlinya berwazan
fa’ila, yakni dikasrahkan ‘ain fi’ilnya maka fi;il mudlarinya berwazan yaf’alu
dengan fathah ‘ain fi’ilnya, seperti: عَلِمَ يَعْلَمُ، وَجِلَ يَوْجَلُ،
بَخِلَ يَبْخَلُ
d. Kecuali fi’il yang syadz, seperti: حَسِبَ يَحْسَبُ dan akhwatnya, yaitu seperti fi’il madli yang berwazan fa’ila dan mudlarinya berwazan yaf’ilu, semuanya dikasrahkan seperti: وَمِقَ يَمِقُ
e. Bila fi’il madlinya berwazan fa’ula, yakni didlammahkan ‘ain fi’ilnya maka fi’il mudlarinya berwazan yaf’ulu didlammahkan ‘ain fi’ilnya seperti: حَسُنَ يَحْسُنُ، جَنُبَ يَجْنُبُ، ضَخُمَ يَضْخُمُ dan sebagainya. Kata nazhim: “Bila fi’il tsulatsy dimujarradkan, maka babnya ada enam sebagaimana yang akan diterangkan”. “Kalau ‘ain fi’il madlinya difathahkan, maka dalam fi’il mudlarinya ‘ain itu boleh kasrah, boleh dlammah dan boleh fathah”.
“Kalau ‘ain fi’il madlinya itu dlammah, maka pada fi’il mudlarinya ‘ain itu harus dlammah pula. Dan bila ‘ain fi’il madlinya itu kasrah, maka dalam fi’il mudlarinya boleh fathah dan boleh juga kasrah, seperti: حَسِبَ يَحْسِبُ
d. Kecuali fi’il yang syadz, seperti: حَسِبَ يَحْسَبُ dan akhwatnya, yaitu seperti fi’il madli yang berwazan fa’ila dan mudlarinya berwazan yaf’ilu, semuanya dikasrahkan seperti: وَمِقَ يَمِقُ
e. Bila fi’il madlinya berwazan fa’ula, yakni didlammahkan ‘ain fi’ilnya maka fi’il mudlarinya berwazan yaf’ulu didlammahkan ‘ain fi’ilnya seperti: حَسُنَ يَحْسُنُ، جَنُبَ يَجْنُبُ، ضَخُمَ يَضْخُمُ dan sebagainya. Kata nazhim: “Bila fi’il tsulatsy dimujarradkan, maka babnya ada enam sebagaimana yang akan diterangkan”. “Kalau ‘ain fi’il madlinya difathahkan, maka dalam fi’il mudlarinya ‘ain itu boleh kasrah, boleh dlammah dan boleh fathah”.
“Kalau ‘ain fi’il madlinya itu dlammah, maka pada fi’il mudlarinya ‘ain itu harus dlammah pula. Dan bila ‘ain fi’il madlinya itu kasrah, maka dalam fi’il mudlarinya boleh fathah dan boleh juga kasrah, seperti: حَسِبَ يَحْسِبُ
فِعْلُ النَّهْيِ
|
فِعلٌ الاَمْرِ
|
الْفِعْلُ الْمُضَارِعُ
|
اَلْفِعْلُ الْمَاضِى
|
رَقْمٌ
|
لَا تَفْعُلْ
|
اُفْعُلْ
|
يَفْعُلُ
|
فَعَلَ
|
١
|
لَا تَفْعِلْ
|
اِفْعِلْ
|
يَفْعِلُ
|
فَعَلَ
|
٢
|
لَا تَفْعَلْ
|
اَفْعَلْ
|
يَفْعَلُ
|
فَعَلَ
|
٣
|
لَا تَفْعَلْ
|
اَفْعَلْ
|
يَفْعَلُ
|
فَعِلَ
|
٤
|
لَا تَفْعِلْ
|
اِفْعِلْ
|
يَفْعِلُ
|
فَعِلَ
|
٥
|
لَا تَفْعُلْ
|
اُفْعُلْ
|
يَفْعُلُ
|
فَعُلُ
|
٦
|
“Adapun lam atau ‘ain fi’il madli yang
mudlarinya telah difathahkan ‘ain fi’ilnya, harus memakai huruf halaq. Selain
itu seperti: أَبَى يَاْبَى syadz (menyalahi kaidah).
Fi’il Tsulatsy Mujarrad memiliki 6 (enam) wazan. Untuk lebih mudah mengingat dan memahami keenam wazan itu, perhatikanlah terutama perbedaan atau perubahan harakat ‘ain fi’il pada shighah fi’il Madli, fi’il Mudlari, fi’il Amar, dan fi’il Nahy, sebagai berikut:
Fi’il Tsulatsy Mujarrad memiliki 6 (enam) wazan. Untuk lebih mudah mengingat dan memahami keenam wazan itu, perhatikanlah terutama perbedaan atau perubahan harakat ‘ain fi’il pada shighah fi’il Madli, fi’il Mudlari, fi’il Amar, dan fi’il Nahy, sebagai berikut:
2. Fi’il
Ruba’i Mujarrad
Kalimah
fi’il yang jumlah aslinya terdiri dari 4 huruf dan tidak ada huruf tambahan
Contoh زَلْزَلَ, mengikuti wazan فَعْلَلَ (artinya; sudah menggoncangkan). Hurufnya za, lam, za dan lam, keempatnya huruf asli. Fi’il Ruba’i mujarrad mempunyai 1 wazan dan terbagi 2
Contoh زَلْزَلَ, mengikuti wazan فَعْلَلَ (artinya; sudah menggoncangkan). Hurufnya za, lam, za dan lam, keempatnya huruf asli. Fi’il Ruba’i mujarrad mempunyai 1 wazan dan terbagi 2
a. Mudlaaf
Yaitu fa, lam pertama terdapat dalam 1 macam/bagian, dan ‘ain dan lam keduanya
terdapat di bagian lain. Contohnya (زَلْزَلَ)
b. Ghairu
mudlaaf Yaitu fa dan lam pertamanya terdiri dari berbagai macam bagian dan ‘ain
dan lamnya juga terdapat dalam bagian yang lain juga. Contoh: (دَخْرَجَ).
Kata Nazhim Mulhak ruba’i mujarrad, ialah:
Kata Nazhim Mulhak ruba’i mujarrad, ialah:
1. wazan
fau’ala, asalnya fa’ala, mauzunnya: حَوْقَلَ asalnya حَقَلَ (dla’if)
2. wazan fa’wala, mauzunnya: جَوْهَرَ asalnya جَهَرَ (jelas)
3.wazan fai’ala, mauzunnya بَيْطَرَ asalnya بَطَرَ (pecah/sulit)
4. wazan fa’yala, mauzunnya: عَثْيَرَ asalnya عَثَرَ (jatuh)
5. wazan fa’laa, mauzunnya: سَلْقَى asalnya سَلَقَ (pekerjaan mata-mata)
6. wazan fa’lala, mauzunnya: جَلْبَبَ asalnya جَلَبَ (mengambil barang jualan dari suatu daerah ke daerah lainnya).
2. wazan fa’wala, mauzunnya: جَوْهَرَ asalnya جَهَرَ (jelas)
3.wazan fai’ala, mauzunnya بَيْطَرَ asalnya بَطَرَ (pecah/sulit)
4. wazan fa’yala, mauzunnya: عَثْيَرَ asalnya عَثَرَ (jatuh)
5. wazan fa’laa, mauzunnya: سَلْقَى asalnya سَلَقَ (pekerjaan mata-mata)
6. wazan fa’lala, mauzunnya: جَلْبَبَ asalnya جَلَبَ (mengambil barang jualan dari suatu daerah ke daerah lainnya).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Fi’il
Mujarrad adalah Fi’il yang tersusun dari huruf – huruf asli tanpa tambahan
huruf lainnya . contoh : نَظَرَ, كَتَبَ, زَلْزَلَ
2.
Fi’il Mujarrad terdiri dari 2
macam yakni :
a.
Fi’ilTsulatsy
Mujarrad Adalah kalimah yang terdiri dari 3 huruf asli dan tidak ada tambahan
contoh: حَمِدَ
b.
Fi’il Ruba’i Mujarrad
Kalimah fi’il yang jumlah aslinya terdiri dari 4 huruf dan tidak ada huruf
tambahan. Contoh زَلْزَلَ
B.
Saran
Dalam penulisan makalah ini mungkin terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, jadi kami meminta maaf yang sebesar-besarnya karena
kami tidak luput dari kesalahan dan dosa.
DAFTAR
PUSTAKA
Rofiq Bin Ghufron, Aunur. 2007. Ringkasan
Kaidah-Kaidah Bahasa Arab. Jawa Timur: Pustaka Al Furqan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar